Dr. H. Bambang Supriyadi, M. Pd.
Banyak orang berusaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran bagi putra/putrinya secara aktif untuk mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan. Oleh karenanya banyak orang menitipkan anak-anak mereka ke orang pintar untuk dididik agar memiliki kompetensi yang dikehendaki (hakekat awal mula sekolah)
Dalam
pendidikan menuntut terwujudnya manusia Indonesia yang berkualitas, cerdas, beriman,
beriptek dan berakhlakul karimah sebagai tujuan dari pendidikan, maka perlu
pengamatan dari segi aktualisasinya bahwa pendidikan merupakan proses interaksi
antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan dari sebuah proses pendidikan.
Pendidik dan peserta adalah dua entitas yang tak dapat terpisahkan dalam
menggerakkan dimensi pendidikan terutama pendidikan Islam. Keduanya mempunyai
interaksi secara kontinyu yang dapat menghasilkan perambahan intelektual, namun
tidak dapat dipungkiri dalam praktek pendidikan terkadang mengalami degradasi peranan individu di dalamnyalah yang menentukan watak
dekadensi bagi kalangan pendidik dengan mengesampingkan tradisi-tradisi humanis
yang seharusnya diberlakukan dalam dimensi-dimensi peserta didik. Hal ini penting
menjadi sebuah otokritik yang produktif dalam membangun tradisi pendidikan dengan
mensejajarkan peserta didik tanpa adanya bentuk diskriminasi.
Pendidik, peserta didik dan tujuan utama pendidikan merupakan komponen
utama dalam pendidikan, ketiga komponen tersebut merupakan komponen yang satu
jika hilang salah satu dari komponen tersebut maka hilang pula hakikat pendidikan
tersebut. Hakikat pendidik dan peserta didik inilah yang perlu menjadi bahan
pengetahuan sebagai landasan untuk melakukan kegiatan transformasi ilmu
pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan sebagai obyek dalam penanaman
nilai moral, sosial, intelektual, keterampilan dan spiritual. Pendidik merupakan pelaku
utama dalam tujuan dan sasaran pendidikan yaitu membentuk manusia yang
berkepribadian dan dewasa. Disamping sebagai tujuan pendidikan Islam secara umum
diorientasikan untuk membentuk insan kamil, insan kaffah,dan mampu menjadi khalifah
Allah SWT
Pembiayaan Pendidikan
Melihat begitu pentingnya pendidikan, maka infestasi disektor pendidikan merupakan langkah maju menuju kemajuan bangsa. Sungguh sedih melihat banyak putera terbaik bangsa dipendidikan menengah yang punya potensi baik mengajukan Program Indonesia Pintar dengan modal kemampuan akademiknya rata-rata setengah dari seluruh jumlah siswa di suatu sekolah. Mereka pandai terapi tidak mampu. Mereka tetap bisa bersekolah di SMA/SMK karena pendidikan menengah tidak melihat jumlah siswa miskin. Namun pendidikan tinggi negeri membatasi hanya 25% yang bisa masuk ke Universitas mereka dari jalur PIP
Data Peringkat Karena Prestasi Belajar
Di PDSS (pangkalan data statistik
Sekolah) menentukan eligible utk masuk PTN ke SNBP menggunakan peringkat
Demikian pula SMBT juga tetap peringkat. Jalur mandiri juga menggunakan peringkat, bahkan banyak PTN yg menggunakan hasıl UTBK/SMBT untuk dasarnya
Sepertinya ada dua standar di Kemendikbudristek, pendidikan dasar dan menengah tidak diperkenankan diperingkat tapi masuk di pendidikan tinggi boleh peringkat
Diperlukan kebijakan yang tidak ambigu karena pendidikan menengah dan tinggi pada hakekatnya sama.
Contoh konkrit siswa yang eligible karena prestasi dan pemegang PIP