(Dr. H. Bambang Supriyadi, M. Pd.)
Berawal dari obrolan dengan seorang ibu-ibu pedagang nasi di depan UPI Bandung, dekat saya menginap (hotel Ponty kamar Driver Room) memantik penulis melakukan perenungan terhadap profesi yang digelutinya. Ibu-ibu tersebut merupakan pemilik sebuah warung nasi yang lumayan dikenal bagi sebagian masyarakat Kota Bandung disekitar 2007 sewaktu study S3. Dengan kisah yang diuraikan setiap hari saya makan, maka saya pelanggannya mengambil suatu asumsi jika guru mempunyai spirit seperti pedagang warung nasi ini maka proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan kreatif, aktif, dan menyenangkan sehingga tidak ada lagi ungkapan dari guru ….anak-anak hari ini belajar apa…. Atau pertemuan sebelumnya sampai topik apa …yang menunjukkan ketidaksiapan guru melaksanakan proses belajar mengajar.
Pedagang warung nasi salah satu pekerjaan yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi guru karena meski terlihat sederhana, pedagang warung nasi memiliki banyak nilai dan strategi yang bisa diaplikasikan oleh guru saat mengajar di dalam kelas. Perubahan zaman dan kebijakan kurikulum menuntut guru untuk senantiasa selalu mengupdate pengetahuan, keterampilan, dan sikap, ini dilakukan dalam upaya memenuhi layanan terhadap siswa. Nah walaupun tidak secara lansung spirit pedagang warung nasi dengan guru sama, apa yang dilakukan sebagai upaya memenuhi kepuasan pelanggan, namun guru yang menjadi pelanggan adalah siswa dan orang tua. Kemudian apa yang bisa diambil pelajaran penting oleh guru dari pedagang warung nasi? Tiada lain pelajaran penting yang bisa diambil oleh guru dari pedagang warung nasi adalah sebagai berikut.
Pertama ketekunan dan kerja keras. Pedagang warung nasi adalah contoh nyata dari ketekunan dan kerja keras. Mereka bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan bahan-bahan dan memasak agar bisa membuka warungnya tepat waktu. Ketekunan ini mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah; perlu ada usaha yang terus-menerus dan komitmen yang tinggi. Guru dapat mengambil pelajaran ini dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pengajaran mereka. Ketekunan dalam mengajar, menyiapkan materi, dan memahami kebutuhan siswa sangat penting untuk menciptakan proses belajar yang efektif. Contohnya, seorang guru yang terus belajar dan mengembangkan metode pengajaran baru, teknologi pembelajaran yang tepat demi meningkatkan pemahaman siswanya.
Kedua kreativitas dalam menyajikan. Ini penting mengingat warung nasi yang sukses biasanya menawarkan variasi menu yang menarik dan inovatif. Pedagang harus kreatif dalam menyajikan makanan agar menarik minat pelanggan. Misalnya, mereka mungkin menambahkan menu baru atau membuat variasi dari menu yang sudah ada. Bagi guru, kreativitas dalam mengajar sangat penting. Metode pengajaran yang monoton dan membosankan dapat membuat siswa kehilangan minat. Guru harus kreatif dalam menyajikan materi pelajaran, mungkin dengan menggunakan alat bantu visual, teknologi, atau kegiatan interaktif yang dapat menarik minat siswa dan membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Contohnya, menggunakan video animasi untuk menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dan rumit.
Ketiga sikap adaptasi dan fleksibilitas. Seorang pedagang warung nasi harus bisa beradaptasi dengan berbagai situasi, seperti perubahan harga bahan baku atau sikap pelanggan. Mereka perlu fleksibel dalam menyesuaikan menu dan harga agar tetap bisa menarik pelanggan dan memperoleh keuntungan. Dalam konteks pendidikan, guru juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan kurikulum, kebutuhan siswa, serta perkembangan teknologi. Fleksibilitas dalam metode pengajaran dan pendekatan yang digunakan sangat penting untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap relevan dan efektif. Apalagi dalam kurikulum merdeka fleksibilitas merupakan fokus kurikulum merdeka. Contohnya, guru yang mampu mengadaptasi metode pengajaran yang kontektual serta memanfaatkan manajemen pembelajaran berbasis aset yang dimiliki sekolah, seperti pemanfatakan lingkungan sebagai sumber belajar.
Keempat harus melakukan hubungan baik dengan pelanggan. Bagi pedagang warung nasi yang sukses biasanya memiliki hubungan yang baik dengan pelanggannya. Mereka mengenal pelanggan tetap mereka, mengetahui kesengan pelanggan, dan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik. Hubungan baik ini membuat pelanggan merasa dihargai dan cenderung kembali lagi. Begitu pula guru juga perlu membangun hubungan yang baik dengan siswa mereka. Mengenal setiap siswa, memahami kebutuhan dan kesulitan mereka, serta memberikan perhatian yang tulus dapat membuat siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Hubungan yang baik antara guru dan siswa juga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif sehingga tumbuh budaya positif di sekolah. Contohnya, seorang guru yang selalu meluangkan waktu selalu mendengarkan masalah pribadi siswa dan memberikan dukungan moral dan guru berperan sebagai orang tua kedua di sekolah sehingga siswa merasa aman dan nyaman jika ada hal yang bisa dikonsultasikan.
Kelima mempunyai manajemen waktu yang efektif. Pedagang warung nasi harus pandai dalam mengelola waktu. Mereka harus bisa menyiapkan semua bahan dan memasak dalam waktu yang terbatas agar warung bisa buka tepat waktu. Manajemen waktu yang baik memastikan bahwa semua proses berjalan lancar dan pelanggan tidak perlu menunggu terlalu lama. Bagi guru, manajemen waktu juga sangat penting. Guru pun harus bisa mengatur waktu dengan baik dalam menyampaikan materi pelajaran, memberikan tugas, dan melakukan evaluasi. Dengan manajemen waktu yang baik, proses belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Contohnya, menyusun jadwal pelajaran dengan cermat agar semua materi dapat disampaikan, pemberian tugas yang proporsional sehingga siswa bisa memanfatakan waktu seefektif mungkin, yang menjadikan siswa mempunyai waktu lain untuk pengembangan diri di luar kegiatan akademik.
Keenam harus memberikan nilai tambah. Pedagang warung nasi yang sukses biasanya memberikan nilai tambah kepada pelanggannya. Ini bisa berupa layanan yang ramah, porsi yang memadai, atau rasa yang konsisten. Nilai tambah ini membuat pelanggan merasa mendapatkan lebih dari yang mereka bayar. Guru bisa memberikan nilai tambah dengan cara memberikan perhatian ekstra yang mampu mengahadirkan fisik, mental dan emosional saat pembelajaran berlangsung, menyediakan bimbingan tambahan, atau menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif. Nilai tambah ini dapat membuat siswa merasa dihargai dan lebih bersemangat dalam belajar. Contohnya, menyediakan sesi bimbingan belajar gratis di luar jam pelajaran bagi siswa yang membutuhkan, membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa dan tidak lupa senantiasa memberikan senyuman saat diawal pembelajaran.
Demikaian nilai-nilai positif yang bisa guru ambil pelajaran dari pedagang warung nasi yang bisa menjadi inspirasi bagi guru. Namun demikian jika ingin mengadopsi pelajaran dari pedagang warung nasi, nampaknya guru akan dihadapkan pada sebuah tantangan, mengingat Guru sering kali menghadapi keterbatasan waktu dan energi untuk bisa meniru ketekunan dan kerja keras pedagang warung nasi. Kegiatan sehari-hari yang padat dan tuntutan administrasi bisa membuat guru kelelahan dan sulit untuk terus menerus memberikan yang terbaik.
Di samping itu kebijakan yang kaku dan sering kali tidak fleksibel dapat menjadi hambatan bagi guru untuk beradaptasi dan menjadi kreatif dalam mengajar. Kurikulum yang ketat dan standar penilaian yang kaku bisa membatasi ruang gerak guru. Sikap kepala sekolah dan pengawas Pembina yang belum tentu akan mendukung jika guru mengadopsi nilai-nilai dari pedagang warung nasi ini.
Namun walaupun mendapat tantangan sebagaimana diuraikan di atas, sebagai sebuah ikhtiar bagi guru yang kreatif, inovatif, hal ini akan menjadi sebuah motivasi untuk lebih meningkatkan layanan bagi siswa-siswa binaannya. Sebuah kebanggaan bagi siswa dan orang tua siswa jika mendapat layanan dari guru yang kreatif dan inovatif, karena pelayanan yang maksimal dari guru membuat siswa akan merasa aman dan nyaman dalam mengembangkan potensinya saat belajar di kelas.
Walaupun pedagang warung nasi mungkin terlihat sederhana, tetapi dari mereka guru bisa belajar banyak hal yang berharga. Pelajaran-pelajaran penting yang bisa diadopsi oleh guru dalam menjalankan tugas seperti sikap tekun, kreatif, tangguh, sabar, sangat dibutuhkan guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung terciptanya suasana PBM yang mendorong anak cerdas, kreatif dan berkarakter sesuai dengan nilai profil pelajar Pancasila… semoga.