(Selamat Hari Ibu/22 Desember 2022)
Dr. H. Bambang Supriyadi, M. Pd.
Ibu, Kata Mulia Untuk Perempuan/Wanita
Ibu adalah sosok perempuan yang menurut teori populer, kata “perempuan” berasal dari kata “empu” dalam Bahasa Jawa Kuno, yang kemudian diserap dalam Bahasa Melayu, yang berarti “tuan, mulia, hormat”. Kata empu tersebut mengalami pengimbuhan dengan penambahan “per-” dan “-an” yang kemudian membentuk kata “perempuan”. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa kata empu dalam perempuan berhubungan dengan kata ampu yang berarti “sokong, penyangga”.
Kata “wanita” berasal dari kata vanita dalam Bahasa Sansekerta, yang secara harfiah berarti “yang diinginkan. Kata wanita mulanya berakar dari etimologi Jawa. Wanita diambil dari frasa wani ditata atau berani diatur. Karena, konon, sifat dasar wanita di tanah Jawa pada masa tersebut cenderung tunduk dan patuh pada lelaki. Maka, tak salah kalau perempuan lebih terkesan mulia
Penggunaan kata Perempuan dan Wanita
Makna perempuan dan wanita berdasarkan data penggunaannya yang nyata berdasarkan preferensi semantis, tidak hanya dengan menunjukkan kesamaan kategori semantis, tetapi juga perbedaan di antara kedua kata itu. Berdasarkan pola penggunaannya, kedua kata itu kerap diperbincangkan dalam kaitannya dengan empat hal, yaitu fungsi tubuhnya sebagai pemenuh kebutuhan reproduksi; hubungannya dengan laki-laki dan keluarga; serta usia
Kategori semantis yang membedakan kedua kata tersebut adalah perihal isu kesetaraan, hak dan kegiatan keorganisasian, serta hubungan seksual. Kata perempuan dikaitkan dengan isu kesetaraan, hak, dan keorganisasian, sedangkan kata wanita dihubungkan dengan hubungan seksual.
Kata perempuan cenderung digunakan untuk melambangkan perempuan dalam perannya yang tidak hanya di ranah domestik, tetapi juga di ranah publik. Kata wanita lebih banyak digunakan untuk melambangkan perempuan dengan perannya di ranah domestik. Jika dikaitkan dengan pendapat yang menyatakan bahwa kata perempuan memiliki konotasi ‘mulia’ atau ‘bermartabat’, pola penggunaan kata wanita, konotasi ‘mulia’ tampaknya merujuk pada peran wanita di ranah domestik
Ibu
Ibu adalah sosok yang rela berkorban apa pun demi sang buah hati. Ibu adalah seorang yang mencintai anaknya mulai dari kandungan sampai menginjak dewasa. Ibu yang selalu memberikan kebahagian kepada anak-anaknya dan Ibu yang selalu mengingatkan anak-anaknya jika ada perilaku yang menyimpang. Ibu rela berkorban mementingkan kepentingan anak-anaknya daripada diri sendiri
Perjuangan Seorang Ibu
Contoh inspiratif seorang Ibu bernama Yuniati, seorang Buruh Cuci Kuliahkan Anak ke Jepang
Tukang cuci Yuniati, berhasil kuliahkan anak hingga S3 di Jepang. (Sumber liputan 6. com)
Meski bekerja sebagai buruh cuci, tidak membuat Ibu Yuniati asal Yogyakarta berkecil hati menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Ia pernah mendapat cibiran warga tentang niatnya menguliahkan sang anak. Namun, niat ikhlas untuk menyekolahkan anaknya mendapat kemudahan dari Tuhan melalui program beasiswa
Namun penghasilannya sebagai buruh cuci dapat mengantarkan anak-anaknya hingga ke jenjang S3 di Hokaido, Jepang. Sebelumnya, gelar S2 telah diraih sang anak dari Universitas Gadjah Mada dan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta
“Mau masuk S1, Sakti nangis karena ada yang bilang, mbokne ae golek utangan anake mau kuliah (ibunya saja cari utangan anaknya mau kuliah). Lalu saya bilang, ngene le rezeki urip pati bukan dwe mereka, tapi punyanya Gusti Allah sing penting niat (begini nak, rezeki, hidup dan mati itu milik Allah yang penting niat),” ujar Yuniati.
Pengorbanan Ibu Hamil
Ada banyak pengorbanan Ibu disaat hamil dan melahirkan. Ibu melakukan banyak pengorbanan secara mental maupun fisik. Dari emosi yang naik turun, mudah menangis hingga mual maupun muntah. Belum lagi saat melahirkan, Ibu harus kuat secara mental maupun fisik agar bayi lahir dengan selamat. Ibu rela mengorbankan hidupnya demi kehidupan sang buah hati.
Peran Ibu Dalam Pendidikan Informal (Keluarga)
Perjuangan Ibu tidak habis sampai di situ. Setelah mengandung dan melahirkan, Ibu juga harus membina dan merawat anaknya. Dengan penuh hati-hati, ibu selalu mengajarkan anaknya mengucap kata demi kata. Mengeja setiap deretan kata yang terucap dari mulutnya untuk anaknya ikuti. Ibu memberi semangat saat anaknya mulai menyerah. Tak jemu-jemu memberikan nasihat dengan penuh cinta dan semangat yang menguatkan. Ibu tidak akan pernah rela anaknya merasakan kesulitan yang pernah ia rasakan
Doa Ibu
Kebahagiaan anak adalah segalanya bagi ibu. Di setiap doanya selalu terselip doa untuk anaknya. Ibu berjuang demi memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berjuang mati-matian siang dan malam membantu mencari sesuap nasi agar anaknya tumbuh dengan sehat dan dapat menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya. Namun, terkadang secara tidak sadar, kita melukai perasaannya. Perasaannya sedih, hatinya mungkin menangis, namun ia tidak pernah menunjukkan itu semua di depan anaknya.
Sosoknya akan selalu melekat dalam hati dan tak akan pernah terganti. Senyum yang tersungging bagaikan pelangi yang muncul dikala rintik hujan berhenti. Pancaran matanya bagaikan sinar yang selalu menerangi setiap langkah kita. Ibu menjadi sosok yang seakan menjadi cahaya yang akan terus menyala dalam hidup kita
Refleksi Perjuangan Ibu
Ibu, terima kasih atas segala waktu sulit yang telah dilewati. Terima kasih atas segala keringat yang bercucuran, saat kau merawatku. Ibu, aku sangat mencintaimu sampai akhir hayatku. Maafkan anakmu ini ya yang belum bisa membuatmu bahagia. Terima kasih ya Allah karena telah menitipkan seorang malaikat penjaga untuk hidupku, yang biasa aku sebut dengan ibu. Aku sangat menyayangi ibuku karena beliau telah memberikanku segalanya. Dia memberikan aku kasih sayang juga segala pengorbanan dan waktunya. Semoga Allah SWT selalu menjaga dan membahagiakan ibuku.
Ibu, maafkanku, aku mencintaimu, inginku selalu membahagiakanmu sekarang dan suatu saat nanti.