(Dr. Bambang Supriyadi, M.Pd.)
1. Hamas
Hamas atau Gerakan Perlawanan Islam, didirikan pada 1987 selama Intifadah Palestina pertama. Faksi ini berideologi Islam Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan yang didirikan di Mesir pada 1920-an. Hamas memiliki sayap bersenjata, Brigade Izz el-Deen al-Qassam.
Hamas percaya Palestina harus menggunakan kekuatan senjata, atau perlawanan bersenjata dalam perjuangan nasional mereka melawan Israel. Hal ini bertentangan dengan strategi PLO yang mencoba merundingkan pembentukan negara Palestina bersama Israel. Piagam pembentukan kelompok ini menyatakan bahwa Israel harus dihancurkan.
Karena permusuhannya terhadap Israel, kekuatan Barat termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa memandang Hamas sebagai organisasi teroris. Pada 1990-an, kelompok ini meluncurkan gelombang bom bunuh diri terhadap Israel. Selama Intifadah kedua, yang meletus pada 2000, mereka juga melakukan aksi ini.
Pada 2006, Hamas sempat diboikot secara internasional. Mereka dituntut meninggalkan kekerasan dan mengakui Israel. Tetapi mereka menolak tuntutan. Pada 2007, Hamas berhasil mengambil kendali penuh atas Jalur Gaza dalam perang singkat dengan pasukan keamanan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Abbas menggambarkan apa yang terjadi sebagai kudeta.
Hamas saat ini menjadi bagian dari aliansi regional yang terdiri dari Iran, Suriah dan kelompok Islam Syiah Hizbullah di Lebanon, yang semuanya secara luas menentang AS.
2. Palestine National Liberation Movement Fatah
Fatah merupakan faksi berhaluan nasionalis-sekuler. Kelompok ini berdiri pada 1957 dan merupakan faksi terbesar PLO yang didirikan oleh mendiang Yasser Arafat. Tujuan pendirian kelompok ini untuk merebut Palestina dari kendali Israel dengan mengobarkan perang gerilya intensitas rendah. Namun pada akhir 1980-an Fatah mulai mencari solusi jalur diplomatik.
Fatah memperoleh dukungan dari Suriah dan menjadi berbasis di Damaskus. Pada 1963 Fatah telah mengembangkan struktur organisasi tipe komando. Pada Desember 1964 mereka melakukan operasi militer pertamanya ketika meledakkan instalasi pompa air Israel. Pada 1968 Fatah, kemudian berpusat di Yordania, telah muncul sebagai kekuatan besar Palestina.
Pada Maret tahun itu mereka menjadi target utama serangan Israel di desa Yordania Karameh. Sebanyak 150 gerilyawan dan 29 orang Israel tewas. Kuatnya penampilan Fatah di Karameh, terutama setelah penghinaan Arab dalam Perang Enam Hari pada 1967, mendorong Fatah secara politik dan psikologis. Pada akhir 1960-an, organisasi ini menjadi yang terbesar dan dengan dana terbaik dari semua organisasi Palestina dan telah mengambil alih kendali efektif PLO.
3. Popular Front for the Liberation of Palestine
Popular Front for the Liberation of Palestine atau PFLP juga berada di bawah PLO. Faksi ini menyediakan kerangka kelembagaan untuk organisasi militan. PFLP terkenal karena ideologi Marxis-Leninis-nya dan pembajakan sejumlah pesawat antara 1968 dan 1974. Kelompok ini didirikan pada 1967 dalam penggabungan tiga kelompok gerilya yang berbeda oleh pemimpin militan Palestina George abash.
Konflik dalam organisasi mengenai ideologi menyebabkan sejumlah perpecahan. Perpecahan itu menghasilkan faksi independen, salah satunya Komando Umum PFLP (PFLP-GC) yang didirikan pada 1968 oleh Amad Jibrl. Kendati terpecah, masing-masing faksi tetap terlibat dalam aktivitas gerilya melawan Israel. Mereka kerap melakukan aksi terorisme terhadap negara Yahudi dan kepentingan Barat.
PFLP sendiri melakukan atau mengorganisir banyak serangan terkenal terhadap sasaran Israel dan Barat. PFLP menolak kompromi politik dengan Israel, termasuk menentang proses perdamaian yang dimulai dengan Israel pada 1990-an. Mereka berjanji untuk mengganti negara itu dengan negara demokratis sekuler di Palestina.
Meskipun dibayangi oleh Fatah dan Hamas di tengah kebangkitan Otoritas Palestina dan pengambilalihan Hamas atas Jalur Gaza, PFLP tetap menjadi gerakan kiri paling aktif dalam masyarakat Palestina hingga abad ke-21.
4. Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine
Popular Democratic Front for the Liberation of Palestine atau PDFLP merupakan fraksi berbasis demokrasi di bawah naungan PLO. Kelompok ini terlibat dalam aksi terorisme pada 1970-an dan 1980-an. Mereka awalnya mempertahankan orientasi Marxis-Leninis, meyakini bahwa petani dan kelas pekerja harus dididik dalam sosialisme untuk mewujudkan negara demokratis Yahudi dan Arab yang bebas dari Zionisme dan imperialisme.
Kelompok ini berasal dari sayap kiri 1960-an dan didirikan oleh seorang Kristen Ortodoks Yordania, Nayif Hawtmeh, pada 1969. PDFLP berdiri secara ideologis di sebelah kiri PFLP dan mengklaim bahwa musuhnya adalah penjajah Zionis kelas atas. Pada 1974, mereka bertanggung jawab atas serangan teroris yang sangat brutal di Maalot, Israel. Beberapa lusin anak sekolah disandera dan beberapa dari mereka dibunuh.
Namun kelompok ini menjadi pendukung PLO dengan strategi diplomatik. Alih-alih menghancurkan Israel, mereka sepakat Palestina dapat berdampingan dengan Israel.