Eksplorasi Ekosistem Berbasis Digital: Mengidentifikasi Faktor Biotik dan Abiotik dengan Google Lens & Google Weather

Oleh: Dessy Hastuti, S.Pd.Si

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase E bertujuan untuk mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap fenomena di sekitar manusia. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sistem alam bekerja, dampaknya terhadap kehidupan manusia, serta kontribusi IPA dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase E di Kelas X bertujuan untuk mengembangkan ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap fenomena alam di sekitar mereka. Dalam pembelajaran Biologi, siswa diajak untuk memahami bagaimana sistem ekologi bekerja, dampaknya terhadap kehidupan manusia, serta kontribusi Biologi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan menggunakan teknologi digital seperti Google Lens dan Google Weather, siswa dapat melakukan eksplorasi ekosistem secara lebih interaktif dan menyenangkan. Praktikum ini juga mendorong siswa untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan serta mengembangkan keterampilan kerja ilmiah yang mendukung pemahaman konsep-konsep Biologi dalam perspektif global.

Langkah Pembelajaran

Discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Berikut adalah langkah-langkah rinci yang dilakukan dalam pembelajaran ini:

1. Pengantar Konsep Ekosistem

Penjelasan Konsep Dasar: Guru memulai dengan menjelaskan konsep dasar ekosistem, termasuk pengertian faktor biotik (makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) dan abiotik (faktor non-hidup seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan curah hujan). Interaksi dalam Ekosistem: Siswa diajak memahami bagaimana faktor biotik dan abiotik saling berinteraksi untuk menciptakan keseimbangan ekosistem. Misalnya, bagaimana suhu dan kelembaban memengaruhi pertumbuhan tumbuhan, atau bagaimana hewan bergantung pada tumbuhan sebagai sumber makanan. Tujuan Pembelajaran: Guru menjelaskan tujuan proyek, yaitu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan hubungan antara faktor biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem.

2. Pemanfaatan Google Lens dan Google Weather

Pengenalan Teknologi: Siswa diperkenalkan dengan dua alat teknologi yang akan digunakan dalam proyek ini, yaitu Google Lens dan Google Weather. Google Lens: Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi makhluk hidup (faktor biotik) seperti tumbuhan, hewan, atau jamur melalui foto. Siswa belajar cara mengambil gambar dan menganalisis hasil identifikasi yang diberikan oleh aplikasi. Google Weather: Alat ini digunakan untuk mengumpulkan data faktor abiotik seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan curah hujan di lokasi pengamatan. Pelatihan Penggunaan: Guru memberikan demonstrasi cara menggunakan kedua alat tersebut dan memastikan siswa memahami langkah-langkahnya.

3. Eksplorasi Lapangan

Lokasi Pengamatan: Siswa diajak ke lingkungan sekitar sekolah atau lokasi lain yang telah ditentukan, seperti taman, hutan kota, atau area pertanian. Pengumpulan Data: Faktor Biotik, Siswa menggunakan Google Lens untuk mengidentifikasi berbagai spesies tumbuhan, hewan, atau jamur yang ditemui. Mereka mencatat nama spesies, karakteristik, dan peranannya dalam ekosistem. Faktor Abiotik, Siswa menggunakan Google Weather untuk mencatat kondisi cuaca dan iklim di lokasi pengamatan, termasuk suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan curah hujan. Dokumentasi: Siswa mengambil foto atau video sebagai bukti visual dan mencatat semua temuan mereka dalam buku catatan atau perangkat digital.

4. Analisis dan Diskusi

Pengolahan Data: Setelah kembali ke kelas, siswa mengolah data yang telah dikumpulkan. Mereka membuat tabel atau grafik untuk memvisualisasikan hubungan antara faktor biotik dan abiotik. Diskusi Kelompok: Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis temuan mereka. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan antara lain:

  • Bagaimana faktor abiotik seperti suhu dan kelembaban memengaruhi keberadaan makhluk hidup di lokasi tersebut?
  • Apa peran masing-masing spesies yang ditemukan dalam menjaga keseimbangan ekosistem?
  • Apakah ada indikasi ketidakseimbangan ekosistem berdasarkan data yang dikumpulkan?

Presentasi Awal: Setiap kelompok mempresentasikan temuan awal mereka kepada kelas untuk mendapatkan umpan balik dari guru dan teman sekelas.

5. Penyusunan Laporan Digital

Format Laporan: Siswa menyusun laporan digital atau presentasi yang mencakup:

  • Pendahuluan
  • Metode: Cara pengumpulan data dan alat yang digunakan.
  • Hasil: Data faktor biotik dan abiotik yang ditemukan, dilengkapi dengan foto atau video.
  • Analisis: Hubungan antara faktor biotik dan abiotik serta implikasinya terhadap keseimbangan ekosistem.
  • Kesimpulan: Ringkasan temuan dan refleksi pembelajaran.

Teknologi yang Digunakan: Siswa dapat menggunakan aplikasi seperti Google Slides, Canva, atau Microsoft PowerPoint untuk membuat presentasi, atau Google Docs untuk menulis laporan tertulis.

Presentasi Final: Setiap kelompok mempresentasikan laporan mereka di depan kelas, memberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan menerima umpan balik.

6. Refleksi dan Evaluasi

Refleksi Siswa: Siswa diminta untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka, termasuk tantangan yang dihadapi, keterampilan baru yang diperoleh, dan pemahaman mereka tentang ekosistem. Evaluasi Guru: Guru mengevaluasi hasil proyek berdasarkan kriteria seperti ketepatan data, kedalaman analisis, kreativitas dalam penyajian, dan partisipasi aktif siswa. Tindak Lanjut: Guru dapat memberikan tugas lanjutan, seperti merancang proyek konservasi kecil untuk meningkatkan keseimbangan ekosistem di lingkungan sekolah.

Kendala dan Solusi

  • Keterbatasan akses internet di beberapa titik lokasi: Guru menyediakan alternatif berupa penggunaan perangkat dengan data yang sudah diunduh sebelumnya.
  • Kesulitan mengenali spesies dengan Google Lens: Siswa diarahkan untuk membandingkan hasil pencarian dengan sumber referensi lain.
  • Kurangnya pemahaman siswa dalam menghubungkan faktor biotik dan abiotik: Guru memberikan contoh konkret dan membimbing diskusi reflektif setelah eksplorasi.

Pengalaman Berharga yang Diperoleh Murid

Melalui pembelajaran ini, siswa memperoleh banyak manfaat, antara lain:

  • Pengalaman Langsung: Siswa mendapatkan pengalaman nyata dalam mengamati dan menganalisis ekosistem.
  • Integrasi Teknologi: Siswa belajar memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran.
  • Keterampilan Abad 21: Proyek ini melatih keterampilan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas.
  • Pemahaman Mendalam: Siswa tidak hanya menghafal konsep, tetapi juga memahami aplikasinya dalam kehidupan nyata.
  • Mengembangkan rasa ingin tahu terhadap alam dan memahami keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem.
  • Menumbuhkan sikap ilmiah melalui kegiatan observasi, analisis, dan pelaporan data.
  • Berkontribusi dalam pemahaman konsep IPA dengan pendekatan berbasis teknologi, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan.

Dengan pendekatan ini, pembelajaran menjadi lebih menarik, relevan, dan bermakna bagi siswa, sekaligus mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Kesimpulan

Pembelajaran berbasis eksplorasi digital ini sejalan dengan tujuan IPA Fase E dalam mengembangkan ketertarikan siswa terhadap ilmu pengetahuan alam, menumbuhkan sikap ilmiah, serta meningkatkan pemahaman tentang keterkaitan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dengan memanfaatkan Google Lens, siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis organisme, memahami klasifikasinya, serta mengamati adaptasi morfologi dan fisiologi yang dimiliki makhluk hidup dalam menghadapi lingkungan sekitarnya.

Sementara itu, pemanfaatan Google Weather memungkinkan siswa untuk menganalisis faktor abiotik seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan, yang berperan dalam keseimbangan ekosistem. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami konsep rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan dinamika populasi, tetapi juga mengembangkan kesadaran ekologis tentang dampak perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati.

Pengalaman belajar berbasis eksplorasi digital ini tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis dan metode ilmiah, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem, diharapkan siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip biologi dalam kehidupan sehari-hari serta berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem di tingkat lokal maupun global.