
(Disarikan oleh Kepala Sekolah)
“Kebersihan sebagian dari iman” adalah ungkapan yang populer dalam Islam, yang menekankan pentingnya menjaga kebersihan sebagai cerminan iman dan kebaikan
Agama Islam sangat menekankan kebersihan dan pemurnian baik fisik maupun spiritual, itulah sebabnya umat Islam di seluruh dunia memiliki standar kebersihan pribadi yang sangat tinggi. Selain umat Islam pada umumnya, semua manusia menganggap kebersihan sebagai atribut yang menyenangkan yang harus dimiliki setiap manusia, tetapi Islam menekankan pemurnian. Umat Islam diharuskan untuk menjaga kebersihan pribadi mereka dengan memastikan bahwa mereka berpenampilan rapi, dan tubuh, pakaian, dan lingkungan mereka bersih. Nabi kita tercinta Muhammad (saw) mengatakan tentang pentingnya pemurnian dalam kata-kata ini: “Kebersihan adalah setengah dari iman (iman).” (Sahih Muslim).
Kebersihan dan penyucian merupakan salah satu keutamaan Islam. Kebersihan dan penyucian ada dua macam, yakni penyucian batin dan penyucian lahir. Penyucian batin dapat dicapai dengan menjalankan lima rukun Islam. Berpikir bersih dan suci, menjauhi dosa, banyak berdzikir, dan yang terpenting adalah memastikan hati bersih dari penyakit rohani seperti amarah, kebencian, mengandalkan orang lain selain Allah, kesombongan, dan sebagainya. Penyucian lahir dapat diperoleh dengan penyucian jasmani yang benar, misalnya berwudhu, mandi, menggosok gigi, menggunakan wewangian, menjaga kebersihan rumah dan pakaian, dan sebagainya.
Nabi Suci (SAW) sendiri mempraktikkan kebersihan dan memerintahkan para sahabatnya untuk mengikutinya. Beliau menjaga kebersihan tubuh dan pakaiannya, mandi secara teratur, menyukai penggunaan wewangian, suka melakukan Miswaak, Beliau (SAW) tidak menyukai penggunaan hal-hal yang berbau seperti bawang putih, dll. dan menghargai penampilan yang rapi dan menarik. Nabi Muhammad (SAW) bersabda: “Kunci shalat adalah kebersihan, awalnya adalah takbir (mengucapkan Allahu Akbar) dan akhirnya adalah Salam (mengucapkan salam).” (Abu Dawud)
Pahala untuk kebersihan dan penyucian begitu besar sehingga dapat mencapai tingkat pahala yang setara dengan separuh pahala untuk beriman. Iman terbentuk dari penegasan hati dan penyerahan diri secara lahiriah dalam perbuatan. Kesucian menyiratkan doa yang merupakan bentuk penyerahan diri lahiriah yang paling besar. Itulah sebabnya ia disebut sebagai separuh dari iman. Sebagai seorang Muslim, kita tahu pentingnya kebersihan, itulah sebabnya kita melakukan Wudhu untuk salat lima waktu dan juga untuk salat sunat.
Abu Malik Al-Asy’ari (RA) meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad (saw) bersabda: “Kesucian adalah separuh dari iman, dan pujian kepada Allah memenuhi timbangan. Pujian dan sanjungan memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sedekah adalah hujjah, dan kesabaran adalah cahaya. Al-Qur’an adalah hujjah bagimu atau hujjah bagimu. Semua manusia keluar di pagi hari dan menjual diri, baik untuk membebaskan diri atau menghancurkan diri sendiri.” (Shahih Muslim)
Kita harus melakukan mandi wajib untuk membersihkan tubuh kita. Jadi, iman kita menjadi separuh ketika kita menyucikan diri. Ada dua cara untuk memahami makna “menyucikan diri adalah separuh iman” Cara pertama adalah memahaminya dalam konteks kebersihan fisik. Namun, hal itu tidak terbatas pada diri kita sendiri. Kita harus membersihkan rumah, masjid, dan segala sesuatu di sekitar kita. Aspek kedua adalah pentingnya shalat karena kita harus berwudhu sebelum shalat. Tindakan ini menyucikan iman kita.
Kebersihan adalah jalan menuju kesehatan dan kekuatan. Islam menginginkan masyarakat Muslim yang sehat dan kuat yang mampu memahami dan menerapkan pesan Allah dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Al-Quran Suci mengatakan: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, untuk menyeru kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Al-Quran, 3:110)
Disebutkan “Annadhafatu Minal Iman” yang berarti “kebersihan adalah sebagian daripada iman”. Ini berarti dalam kehidupan kita harus menjaga kebersihan lahir maupun batin, jasmani juga rohani kita seperti yang sudah dilaksanakan dan sudah tertanam dalam diri Baginda Rasulullah SAW dan para Shalihin
Mari budayakan kebersihan sebagaimana aturan tersebut diatas mulai dari diri kita menurun ke anak didik kita dan seterusnya. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk mengamalkan ajaran Islam dan tata cara menjaga kebersihan sebagaimana diajarkan oleh Nabi kita tercinta, Muhammad SAW.